Pages

Jumat, 06 September 2013

Maduraku

Salam dari madura. Dupok, Kokop, Bangkalan.

“Jika suatu saat aku pergi, aku akan merindukanmu. Madura”


Madura ini punya siapa? Aku, kamu, kalian juga mereka. Ingin rasanya aku peluk luarnya dan bedah sampai urat-urat terdalamnya. Suatu hari aku pernah berencana keliling Madura, yah tapi karena waktu yang tak membantu akhirnya rencana itu hanya rencana usang diatas kertas,tapi aku janji Madura, lain kali pasti!
Dari ujung barat Bangkalan hingga ujung timur Sumenep, kau adalah salah satu pulau dengan keragaman luar biasa, mungkin hanya empat kabupaten tapi setiap kabupaten punya kekhasannya masing-masing, baik secara kultural, bahasa atau apalagi kulinernya, hemmm.  Wisata? Dari betapa religinya Bangkalan hingga eksotisnya pantai Sumenep. Sedikit tentang ekonomi, sebenarnya Madura hari ini sedang membangun diri agar bisa menjadi pulau mandiri, berawal dari pembangunan jembatan suramadu yang menjadi akses sempurna transportasi perekonomian, hingga menjamurnya bisnis di pulau Madura ini, mungkin akan butuh waktu agar semuanya bisa berjalan selaras hingga bisa menjadi pulau mandiri.
Orang bilang kalau orang-orang madura keras dan suka membudayakan kekerasan (carok), aku hanya bisa menjawab, memang kami keras tak lebih karena kami ditempa kehidupan yang keras sejak lahir, tapi jangan salah, keras bukan berarti keras kepala dan suka kekerasan, aksen bicara kami saja yang memang keras tapi kami juga orang yang sabar dan apa adanya. Mengenai carok, mungkin sulit bila dijelaskan karena akan menimbulkan sentiment negatif kalangan tertentu, tapi yang pasti tidak semua urusan dimadura harus diselsaikan dengan carok, secara umum carok disebabkan karena harga diri orang madura yang tinggi yang bila terjadi benturan sedikit akan menyulu emosi yang berlebihan, tapi tenang saja carok sudah sangat-sangat dihindari di madura, selain karena sama-sama merugikan kedua belah pihak juga akan mengarah ke ranah hukum.
Tak pedulilah apa kata orang soal maduraku. Aku  sudah 17 tahun dibesarkan dimadura ini dan sudah sepantasnya aku bangga dengan apa yang telah diberikan dan diajarkannya kepadaku. Tapi kini sudah saatnya aku pergi menjauh sejenak dari zona nyamanku dimadura, aku punya mimpi madura dan tak selamanya mimpiku adalah tentang dirimu, aku bermimpi tentang sebuah pulau disebrang sana, aku tak bermaksud melupakanmu, hanya saja aku percaya aku takkan bisa merasakan hidupku jika terus berkutat di zona nyamanku. Malam ini aku ucapkan rasa terima kasihku yang tak terhingga kepadamu yang paling luar biasa, Madura.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar